JATISARI

 

JATISARI

Adalah Nama Perusahaan Kayu yang berdiri Tahun 1980, pemrakarsa Perushaan Kayu Jatisari adalah Suwitara atau biasa di panggil Mbah Wito, perusahaan kayu Jatisari telah berdiri lebih dari 30 tahun, melalui berbagai zaman dari era Soharto, BJ.Habibie, Gus Dur, Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi, berbagai bentuk perizinan perusahaan juga banyak mengalami perubahan secara pengurusan izin dan administrasi pembuatan surat Jalan.

Untuk Logo terjadi perubahan pada bentuk gambar, namun secara ornament tetap memakai Gabungan huruf “ J” dan “S” terjadi 3 kali perubahan yang terakhir seperti yang ada sekarang, untuk dominasi warna Perusahaan kayu Jatisari tetap memakai warna Kombinasi “ Biru * Kuning”.

Arti lambang Jatisari adalah :

• Warna Biru (Langit) adalah melambangkan keanggunan mahakarya produk perusahaan yang mempunyaikwalitas baik dan mempunyai pelanggan luas/ banyak.
• Kuning (matang) melambangkan kemakmuran artinya perusahaan kayu ini tidak hanya sementara namunbisa di teruskan turun temurun untuk memakmurkan generasi secara terus menerus.
• Jati (kayu) perusahaan ini hanya khususmelayani segala kebutuhan yang berbahan dasar kayu Jati
• Sari (Isi/inti) bahwa perusahaan kayu jati akan tetap mengedepankan kwalitas yang bermutu baik dan berdaya saing tinggi, sari sebagai inti dari kayu jati tanpa campuran dari kayu lain.
• Tulisan “ J” dan “S” di Gabung artinya Jatisari merupakan kesatuan dari kejujuran bahwa perusahaan kayu Jatisari memegang teguh sejati satu kesatuan antara pelanggan dan pemilik perusahaan. Agar saling mempercayai.

pp Perusahan Kayu Jatisari tidak pernah berubah namanya sejak didirikan, namun ada perubahan yang sebelumnya Perusahaan kayu "PK" sekarang berubah menjadi Usaha Dagang "UD"  namun fungsi dan kegunaan tetap sama.

p

Falsafah dan sejarah kayu Jati merupakan istilah “ Jati” bisa diartikan Pemilik/ sejati/ kadang bisa diartikan sang pencipta, Kayu Jati Banyak tumbuh di Tanah Jawa dan Sebagian di daerah lain, kayu jati adalah salah satu kayu terbaik dimuka bumi ini, konsep kayu jati hidup dengan “meranggas” dan hidup dengan bunga dan isi tanpa buah merupakan cerminan tumbuhan yang bisa menjadi patron kehidupan dan keseimbangan alam.